You are currently viewing Tingkatkan Kuliner Wisata, Dinporapar Adakan Pelatihan Peningkatan Inovasi dan Higienitas Sajian Kuliner

Tingkatkan Kuliner Wisata, Dinporapar Adakan Pelatihan Peningkatan Inovasi dan Higienitas Sajian Kuliner

Kuliner menjadi bagian dari daya tarik atau atraksi pariwisata. Inovasi merupakan kata kunci dalam pengolahan produk baru kuliner. Produk kuliner tidak serta merta berbentuk makanan berat saja, tetapi juga olahan produk UMKM. Dalam upaya meningkatkan inovasi dan higienitas kuliner di desa wisata, Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (DINPORAPAR) Kabupaten Purworejo kembali mengadakan Pelatihan Peningkatan Inovasi dan Higinitas Sajian Kuliner selama empat hari. Pelatihan terhitung mulai Senin (10/10) hingga Kamis (13/10) di Gedung Pertemuan Ganeca Purworejo. Dengan menghadirkan Chandra Dewi Nupeksi (Owner “Kene Coffe”), Sarah Azzahra (Kadin DIY), Vita Djengku (Tiktok Influencer), Sri Astuti (Dirut Mitajani Training and Consultant), Chef Aji (Chef Hotel Bintang Semarang), dan Subali (Koordinator UMKM Pengembangan Susu Desa Wisata Nglanggeran) sebagai narasumber, kegiatan diikuti oleh 40 peserta dari 15 desa wisata.

Endah Hanna Rosanti, selaku Kabid Pemasaran Dinporapar menyebutkan bahwa yang sedang dilakukan saat ini adalah mempersiapkan desa wisata untuk dapat berdaya saing guna menyambut peluang di masa depan. Salah satu caranya adalah dengan mengadakan pelatihan yang berfokus pada kuliner. “Meski pelatihan ini berfokus pada kuliner, namun nantinya akan ada materi mengenai inovasi dan promosi kuliner yang berkaitan dengan paket wisata,” ucap Endah.  Dalam sambutannya, Endah juga menegaskan bahwa kuliner wisata tidak harus mewah, melainkan melihat dari potensi desa yang memiliki kekhasan. Kekhasan itulah yang menjadi penguat desa wisata tersebut.

Senada dengan Endah, Stephanus Aan Isa Nugroho, selaku Kepala Dinporapar menyampaikan bahwa kuliner dapat dijadikan atraksi wisata sebab kuliner termasuk dalam ekonomi kreatif yang harus ditingkatkan dan dikembangkan oleh desa wisata. “Desa wisata tidak hanya mengembangkan objeknya saja. Perlu sesuatu yang lain untuk mengikat pengunjung yang datang melalui sesuatu yang sudah ada di desa itu atau kearifan lokal seperti kebiasaan, event, maupun kuliner,” papar Aan. Di akhir sambutan, Aan berpesan untuk mulai membangun kuliner wisata dari sekarang. “Mulai bangun dari sekarang. Berbicara kuliner itu berbicara komitmen. Komitmen tidak cukup tanpa adanya konsistensi. Komitmen dan konsistensi yang telah dilakukan juga membutuhkan inovasi. Jadi, dalam membangun kuliner wisata dibutuhkan komitmen, konsistensi, dan inovasi,” pesan Aan.

Pelatihan Peningkatan Inovasi dan Higienitas Sajian Kuliner selama empat hari ini membahas mengenai inovasi produk dan higienitas produk minuman, inomasi produk kuliner tradisional dan pemasaran online, pemasaran digital produk kuliner dan konsep dasar inovasi, higienitas produk makanan, praktik pembuatan produk kuliner tradisional, pengembangan produk susu dan praktik pengolahan susu kambing etawa, serta diakhiri dengan kunjungan lapangan ke Omah Mbudur di hari keempat. (NA)

Tinggalkan Balasan