Lingga-Yoni berada di sekitar luar Gua seplawan dan dekat dengan Candi Gondo Arum. Lingga terbuat dari batu putih. Cerat yoni menghadap ke utara. Kondisi yoni terdapat patahan. Lingkungan sekitar lokasi tertata dengan baik.
Kriteria Cagar Budaya :
- Masa gaya : Klasik Hindu Budha
- Arti khusus : Berkaitan dengan sejarah Mataram Hindu (masa dyah Balitung). Pada masa ini digambarkan sistem keagamaan Siwaistik berkembang di daerah Purworejo.
- Nilai penguatan : Hubungan pusat dan daerah melalui penetapan Sima.
Latar Sejarah :
Situs berada dalam satu area dengan Situs Goa Seplawan. Oleh karena itu, situs tersebut memiliki rangkaian sejarah yang terkait dengan Situs Gua seplawan.
Dalam Prasasti Boro Tengah atau kayu Ara Hiwang yang diresmikan oleh Dyah Sala (Mala) pada tahun 823 Saka atau 901 Masehi berisi tentang upacara penetapan Sima. Dyah Sala (Mala) merupakan Rakai dari Wanua Poh, yaitu Putra Sang Ratu Bajra (Daksa) yang tinggal di Wanua Pariwutan. Sang Ratu Bajra diduga adalah Rakryan Mahamantri/Mahapatih Hino Sri Daksottama Bahubajrapratikpaksaya atau daksa yang diidentifikasi sebagai adik ipar Rakai Watukura Dyah Balitung yang kemudian hari naik tahta sebagai raja pengganti iparnya. Pematokan (peresmian) tanah perdikan (sima) Kayu Ara Hiwang meliputi segala sesuatu yang dimiliki antara lain : sawah, padang rumput,para petugas (Katika), guha, tanah garapan (Katagan), sawah tadah hujan (gogo) dan semua dipersembahkan kepada parahyangan di Pariwutan.
Disebutnya “guha’ dalam Prasasti Kayu Ara Hiwang tersebut para ahli menduga bahwa yang dimaksud adalah Gua Seplawan. Gua ini telah ditemukan sepasang arca emas dan perangkat upacara yang saat ini disimpan di Museum nasional. Sekitar gua terdapat Candi Arumyang didekatnya juga terdapat Lingga-Yoni.