Indonesia merupakan negara yang kaya akan hasil perkebunan. Salah satu hasil perkebunan yang banyak ditemukan di Indonesia adalah pohon kelapa (Cococ nucifera L.). Di daerah Megulung Kidul, Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo juga memiliki potensi kelapa yang cukup melimpah. Melihat dari potensi tersebut, Tikno (53) selaku pelaku usaha kemudian mendirikan CV. Mubarok Kelapa yang berfokus pada pembuatan dan pengolahan minyak kelapa. Minyak kelapa CV. Mubarok Kelapa menjadi salah satu obyek kunjungan wisata edukasi di Desa Megulung Kidul Pituruh.
“Saya memilih untuk usaha minyak kelapa karena melihat potensi yang ada. Kalau disini kan jumlah kelapanya banyak. Jadi, saya manfaatkan itu,” papar Tikno. Disamping itu, minyak kelapa juga memiliki banyak manfaat bagi tubuh. Mengutip dari Jurnal Chemurgy (2017) minyak kelapa murni atau VCO mempunyai banyak manfaat dalam bidang kesehatan, yakni merupakan anti bakteri, menjaga kesehatan jantung, membantu mencegah penyakit osteoporosis, diabetes, bahkan mampu menurunkan berat badan, serta memelihara kesehatan kulit.
Biasanya dalam sehari, UMKM miliknya bisa memproduksi minyak kelapa sebanyak 250 liter. “Ya, dari 2000-3000 butir kelapa paling enggak sehari dapat 250 liter minyak kelapa,” tambahnya.
Menurut Ladiyah, salah satu pekerja menyebutkan bahwa untuk proses pembuatan minyak tidak memakan waktu yang lama. “Daging kelapa ini dicukil, terus diparut kemudian dibikin minyak. Proses bikin minyak tidak lama, mbak. Kurang lebih satu malam saja,” ungkap Ladiyah. Meskipun demikian tetap dibutuhkan ketelatenan dalam proses pembuatan minyak kelapa.
Meskipun fokus utama berada pada minyak kelapa, tetapi CV. Mubarok Kelapa mencoba untuk memanfaatkan seluruh bagian dari buah kelapa mulai dari daging buahnya, bathok atau tempurung kelapa, serabut kelapa, hingga air kelapa juga dimanfaatkan untuk diolah menjadi nata de coco. Bahkan dari ampas minyak kelapa yang ada pun juga dikreasikan oleh Tikno menjadi camilan khas yakni kethek pelas, dodok kethek, dan lemper kethek. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir adanya tumpukkan limbah.
Saat ini, CV. Mubarok Kelapa sudah memiliki sepuluh pekerja. Minyak kelapa produksi desa Megulung Kidul dipatok dengan harga Rp 28.000 per-liter. Permintaan datang tidak hanya dari dalam negeri saja, saat ini minyak kelapa CV. Mubarok Kelapa juga sudah memasuki pasar ekspor hingga Hongkong dan New Zeland. “Permintaan sangat luar biasa. Sekali ekspor terkadang hingga 18.000 kilogram dalam bentuk kemasan dirigen. Sana (Hongkong dan New Zeland) itu yang penting hasil lab nya. Hasil lab nya oke, maka lolos sebab bagi saya kualitas itu lah yang penting” pungkas Tikno.