You are currently viewing Jamasan Tosan Aji Digelar Untuk Melestarikan Tradisi

Jamasan Tosan Aji Digelar Untuk Melestarikan Tradisi

Jum’at 28 Juli 2021 – Museum Tosan Aji Purworejo menggelar tradisi Jamasan yang biasa dilakukan selama Bulan Sura atau Muharram. “Prosesi penjamasan dilaksanakan selama dua hari tepatnya hari Selasa Kliwon namun bertepatan pada 17 Agustus kemudian diganti menjadi  Jumat Kliwon.  Setiap tahun Museum Tosan Aji selalu menerima pusaka yang diberikan masyarakat baik dari dalam kota maupun luar kota. Pemberian pusaka akan didata dan diberikan sertifikat kepada warga yang menyerahkan pusaka ke Museum Tosan Aji.  Tahun ini sebanyak 1.159 pusaka koleksi milik Tosan Aji dijamas oleh juru jamas Teguh Tri Kuncoro dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Purworejo (Dinparbud) ,”  kata Agung Wibowo AP selaku Kepala Dinparbud.

Jamasan memiliki arti membersihkan (kesusahan) di Kabupaten Purworejo, Tujuan dari penjamasan ini yang pertama adalah untuk memenuhi tradisi nenek moyang dengan cara melestarikannya dan merupakan simbolis dari pembersihan diharapkan agar covid-19 yang ada di Purworejo segera berakhir.

Menurut Agung , prosesi penjamasan dilakukan melalui beberapa tahap yaitu  Direndam, Dibersihkan, dijeprukkan, diwarangi, (Supaya bisa membedakan logam dan pamornya) kemudian dicelupkan lagi lalu diberi minyak. Uberampe dari prosesi jamasan terdiri dari air kelapa, warangan, air bunga dari melati, kanthil, air cuti yang diambil dari beberapa mata air yang ada di Purworejo.

Terdapat empat pusaka dalam prosesi penjamasan ini, Pusaka pertama Panji sekar Luk 9 dengam pamor Bonang Rinenten mengandung makna ksatria yang merupakan peninggalan Mataram Kuno.

Pusaka kedua merupakan keris yang berbentuk lurus dan memiliki makna yang hampir sama dengan sebelumnya untuk membunuh angkara murka yang tidak pada tempatnya. Kedua keris tersebut disimbolkan agar kita siap menghadapi pandemic covid-19 .

Yang Ketiga adalah Tombak Cacing Kanil dengan pamor Singkir, diharapkan dapat menyingkirkan permasalahan dan semua penyakit yang ada di Kabupaten Purworejo. Pusaka keempat yang yakni Keris Jangkung yang berasal dari Bupati Purworejo, RH Agus Bastian SE MM. Keris Jangkung memiliki harapan jangkauan agar kedepannya Purworejo menjadi lebih maju, lebih baik, dan lebih mulya masyarakatnya dan sehat dari segala penyakit.

Karena di masa pandemic covid-19, prosesi ini dihadiri oleh pihak yang berkepentingan saja dan tanpa adanya pengunjung. Selain itu, prosesi dilakukan dengan prokes yang ketat dengan prajurit yang mengawali harus menjaga jarak. Bagi masyarakat yang ingin mengetahui prosesi jamasan  bisa melihat secara virtual melalui Youtube yang akan disiarkan pada Selasa, 2 September 2021 pukul 16.00 WIB.

Tinggalkan Balasan